Ada enam juta lebih pengguna Facebook yang disebut dalam laporan itu menyelesaikan tes kepribadian myPersonality tersebut. Nyaris setengah di antaranya setuju membagi datanya yang terkumpul di kuis itu.
Data itu sejatinya dipakai oleh para akademisi di University of Cambridge pada 2014. Mereka saling berbagi data yang terkumpul via situs web tanpa pengamanan yang layak, menyebabkan data pengguna tadi rentan disalahgunakan.
"Jenis data ini sangat kuat dan ada potensi nyata untuk disalahgunakan," kata Chris Summer dari Online Privacy Foundation.
Sekumpulan data yang dipanen dari kuis myPersonality ini dikelola oleh David Stillwell dan Michael Kosinski dari Psikometrik University of Cambridge. Alexander Kogan, yang menjadi dalang pengumpulan data yang berujung kebocoran ke tangan Cambridge Analytica, juga terdaftar sebagai kolaborator di proyek ini.
Kolaborator berarti Kogan memiliki akses penuh ke data yang dikumpulkan dari proyek myPersonality. Tak hanya Kogan dan kolega kampusnya, peneliti dari berbagai universitas lain dan sejumlah perusahaan melakukan hal serupa. Lebih dari 280 orang dari hampir 150 institusi termasuk Facebook, Google, Microsoft, dan Yahoo, diduga mengakses data tersebut.
Kendati tak terdaftar sebagai pengakses resmi data tersebut, ada pintu belakang yang ternyata terbuka lebar. New Scientist menyebutkan ada nama pengguna dan kata sandi yang beredar secara online di situs GitHub dan bisa dimanfaatkan secara bebas dalam empat tahun terakhir ini.
Aplikasi kuis myPersonality sejatinya sudah dibekukan oleh Facebook pada 7 April kemarin. Aplikasi itu dinilai melanggar kebijakan Facebook terkait ketentuan berbagi data.
Temuan ini menambah pekerjaan rumah Facebook yang sedang berusaha memulihkan kepercayaan publik setelah kasus Cambridge Analytica yang menyebabkan data dari 87 juta pengguna Facebook bocor dan berpotensi disalahgunakan. (evn)
Sumber: www.cnnindonesia.com