Bendera suku Kanak dan bendera Prancis di kepulauan Ouvea (Foto AFP) |
Jajak pendapat yang dilakukan Kantar TNS menemukan bahwa 58 persen responden menentang kemerdekaan sementara 12 persen mendukung. Sisanya, 15 persen responden ragu-ragu dan 12 persen menolak untuk menjawab. Lembaga ini memperkirakan antara 66 dan 73 persen rakyat Kaledonia Baru menentang kemerdekaan.
Sementara itu jajak pendapat yang dilakukan oleh I-Scope, yang ditugaskan oleh stasiun TV Caledonia, menemukan 60 persen responden menentang kemerdekaan dan 23 persen mendukung. Sedangkan sisanya masih belum memutuskan.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa hanya di pemukiman suku Kanak, yang merupakan pendukung kemerdekaan, aspirasi untuk merdeka unggul.
Survei juga menunjukkan bahwa persentase orang yang menentang kemerdekaan meningkat seiring bertambahnya usia.
Daniel Goa, juru bicara gerakan pro-kemerdekaan, FLNKS, menyerukan persatuan di kalangan elemen pendukung kemerdekaan.
Ia mengatakan tujuan pertama dari kampanye mereka harus menjadi kesatuan gerakan demi kepentingan rakyat Kanak.
Seruan Goa diarahkan terutama kepada sekelompok pendukung pro-kemerdekaan dan nasionalis, yang dikenal sebagai RIN, yang mempertimbangkan memboikot referendum karena tidak setuju dengan bertambahnya aturan pembatasan pemungutan suara.
Goa mengatakan retorika kelompok itu kembali ke pertikaian lama dan hanya menanamkan rasa takut.
Goa mengatakan rakyat Kanak kalah selama ini karena kolonisasi telah mengubah mereka menjadi minoritas.
Lebih jauh, kekalahan rakyat Kanak yang disebabkan perpecahan akan membuat kredibilitas mereka diragukan di masa depan terhadap perjuangan apa pun.
Sementara itu partai-partai anti kemerdekaan diperkirakan akan memenangi referendum Kaledonia Baru. (radionz.co.nz)
Editor : Eben E. Siadari
Sumber: SATUHARAPAN.COM