WEST PAPUA: ISLAM BUKAN AGAMA TERORIS

WEST PAPUA: 
ISLAM BUKAN AGAMA TERORIS

Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman

"Teroris itu tidak ada relasi dengan agama Islam dan agama Kristen. Kedua agama ini mengajarkan tentang Tuhan, kasih, kebenaran, keadilan, kedamaian, dan pengharapan. Kalau ada orang yang mengatakan agama Islam teroris, itu penilaian yang sangat keliru. Yang sy mengerti ialah orang-orangnya yang salah menafsirkan iman mereka.

Contoh saja. Iman saya dan orang Kristen pada umumnya mengatakan, masuk surga satu-satunya melalui percaya Yesus Kristus. Karena Yesus mengatakan: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku" (Yoh. 14:6).

Sedangkan, apakah benar ajaran Islam yang mengatakan JIHAD dengan cara membunuh orang itu masuk surga? Ini ajaran yang disahtafsirkan secara keliru dan membias dari ajaran agama Islam yang moderat. Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan membunuh sesama manusia.

Mengapa kita melukai dan menceredarai hati, pikiran dan tubuh sesama kita hanya karena kita beda iman dan beda ideologi?

Pengalaman saya dulu waktu pak Tito Karnavian Tito menjadi Kapolda Papua. Beliau Muslim dan saya Kristen. Beliau pengawal dan penjaga NKRI dan saya lebih berpihak pada rakyat West Papua yang berjuang untuk demi masa depan yang lebih baik dan damai.

Saya sering kirim tulisan dengan tegas dan keras dan terkesan kasar. Beliau tanggapi dengan cara-cara cerdas dan elegan.

Pada suatu ketika ada penerimaan anggota polisi. Saya minta beliau perhatikan anak teman sy dari Tanimbar yang ikut test. Beliau sms saya, "pak pendeta Socratez, kalau kesehatan dan psikologinya lulus, itu etensi utama saya."

Akhirnya, anak itu diterima dan lulusan terbaik urusan kedua. Anak yang sama, orang tuanya datang kepada saya supaya saya minta pak Kapolda mutasikan anaknya dari Polres Timika ke Jayapura dengan tujuan ijin kuliah.

Saya minta pak Kapolda Papua sekarang, pak Boy. Beliau perintahkan untuk mutasikan anggota ini ke Jayapura.

Kalau kita ikuti, setiap artikel saya selalu kritis dan mengkritisi pemerintah/Negara dan anggota TNI/Polri. Artikel-artikel saya hampir bertentangan dengan Negara.

Pertanyaan ialah apakah hanya karena beda iman dan ideologi diantara kita, kita menjauhkan dan merusak sahabat kita dan merusak solidaritas?

Beda iman dan ideologi bukan halangan, bukan hambatan, bukan rintangan untuk menghormati dan menghargai martabat sesama kita dalam spirit solidaritas. Agamamu bukan agamaku dan ideologimu bukan ideologiku.

Tetapi, kita adalah sesama manusia yang Tuhan hadirkan melalui kedua orang tua kita masing-masing untuk menjadi berkat dan penolong bagi sesama kita tanpa membedakan iman, keyakinan, agama, ras dan etnis.

Contoh kecil: hubungan pak Tito, pak Boy dengan saya menjadi cermin untuk kita. Kita beda iman dan ideologi tapi kita punya nurani ketulusan, kejujuran, kasih yang diajarkan Tuhan dan dititipkan kedua orang tua kita masing-masing.

Kita lihat kejahatan Amerika di Irak, pada saat gulingkan Sadam Hussein. Apakah di Irak ada produksi senjata pemusnah massal yang dituduhkan Amerika?

Jawabannya ialah tidak. Kalau begitu motivasi dan apa misi utama George Bush di Irak? MINYAK. Apakh ini bukan tindakan sama seperti teroris?

Agama Islam bukan Teroris. Yang teroris adalah manusia-manusia yang beragama Kristen dan Islam.

Mari, kita melawan orang-orang teroris bukan melawan agamanya.

Semoga berguna. Waa...waa...

Ita Wakhu Purom, Sabtu, 19 Mei 2018; 09:39.

Muslim Papua - Dok Foto KNPB Pakpak 2016

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »