MABUK KKR & MABUK PASANG LILIN
Di West Papua, belakangan ini, ada para pemimpin dan rakyat yang mabuk KKR (Kebaktiam Kebangunan Rohani) dan mabuk dengan memasang lilin. Aneh-aneh, tapi nyata-nyata juga.
Apakah ini upaya-upaya pengalihan persoalan dan agenda pokok yang diperjuangkan rakyat dan bangsa West Papua yang sudah menjadi persoalan Internasional?
Ketika Ahok ditangkap, Persekutuan Gereja-gereja Papua (PGGP) mengajak umat Kristen membakar lilin sebagai tanda protes dan dukungan moril.
Ketika peristiwa teroris tanggal 13 Mei 2018 di Surabaya, Persekutuan Gereja-gereja Jayapura (PGGJ) mengajak umat untuk membakar lilin untuk menyampaikan simpati kepada korban.
Lalu pertanyaannya ialah
1. Kapan PGGP dan PGGJ membakar lilin untuk memprotes dan solidaritas untuk penembakan dan pembunuhan 4 siswa yang dilakukan teroris dalam keadaan sadar pada 8 Desember 2014 di Paniai?
2. Apakah 4 siswa yang ditembak teroris sadar/ TNI di Paniai itu seperti hewan dan binatang sehingga didiamkan?
Lalu ada lagi orang-orang mabuk-mabuk dengan KKR.
3. Apakah kegiatan KKR seperti ini menjawab persoalan-persoalan mendasar di West Papua?
4. Siapa yang menggerakkan semua kegiatan mabuk KKR dan mabuk pasang lilin?
Rasa solidaritas sesama manusia itu sangat penting dalam hidup ini. Hanya, PGGP dan PGGJ dan para pemimpin Gereja dan agama di West Papua JANGAN buta mata dan telinga tuli dengan persoalan kekejaman dan kejahatan kemanusiaan di halaman Anda atau di depan pintu rumahmu yang sedang diperjuangkan rakyat dan bangsa West Papua.
Biarkan Handphone saja yang menjauhkan teman yang dekat dan mendekatkan teman yang jauh. Artinya, hari ini, HP sudah tidak peduli dengan teman dekat dan lebih peduli dengan teman yang jauh.
Rakyat West Papua harus hati-hati & kritis tentang mabuk pasang lilin & KKR. Mereka berusaha membelokkan akar persoalan bangsa West Papua yang diperjuangkan ULMWP.
(Gembala Dr. Socratez Yoman)
IWP, 23 Mei 2018