Semua pihak sungguh sangat dikejutkan dengan berita menyedihkan dari tragedi hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 pada 28 Desember 2014 lalu. Banyak kisah pilu yang terjadi di balik kecelakaan yang menewaskan ratusan orang tersebut. Salah satunya menimpa seorang lelaki bernama Firman.
Firman dan juga tunangannya berniat untuk menghabiskan liburan bersama di Singapura sekaligus menghadiri pertemuan besar dengan perusahaannya. Mereka berencana berangkat pada tanggal 28 Desember 2014, sampai Firman merasa bahwa akan lebih baik jika ia berangkat terlebih dahulu untuk mempersiapkan pertemuan dengan perusahaan. Firman memang merasa takut kurang persiapan karena pertemuan dengan
perusahaan ini akan menentukan masa depannya karena itu ia memutuskan untuk berangkat dulu pada tanggal 27 Desember 2014 untuk mempersiapkan diri. Ia berjanji untuk menjemput tunangannya keesokan harinya di bandara.
Firman pun berangkat pada pukul 9 malam dan mendarat dengan selamat pada pukul 22.30. Sebelum berangkat Firman mengirim pesan yang bertuliskan kata sampai jumpa pada tunangannya yang hanya dijawab dengan satu kata yang dingin. Ia merasa bahwa memang tunangannya kesal karena Firman memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu.
Pada keesokan paginya Firman terbangun dengan mata yang masih buram. Ia melihat ponselnya dan mendapati satu pesan dari tunangannya. Pesan itu bertuliskan kata-kata "Sampai jumpa, Sayang. Selamanya". Firman pun jadi kesal karena ia menganggap tunangannya begitu kekanak-kanakan karena tak ia ajak berangkat bersama.
Firman dan juga tunangannya berniat untuk menghabiskan liburan bersama di Singapura sekaligus menghadiri pertemuan besar dengan perusahaannya. Mereka berencana berangkat pada tanggal 28 Desember 2014, sampai Firman merasa bahwa akan lebih baik jika ia berangkat terlebih dahulu untuk mempersiapkan pertemuan dengan perusahaan. Firman memang merasa takut kurang persiapan karena pertemuan dengan
perusahaan ini akan menentukan masa depannya karena itu ia memutuskan untuk berangkat dulu pada tanggal 27 Desember 2014 untuk mempersiapkan diri. Ia berjanji untuk menjemput tunangannya keesokan harinya di bandara.
Firman pun berangkat pada pukul 9 malam dan mendarat dengan selamat pada pukul 22.30. Sebelum berangkat Firman mengirim pesan yang bertuliskan kata sampai jumpa pada tunangannya yang hanya dijawab dengan satu kata yang dingin. Ia merasa bahwa memang tunangannya kesal karena Firman memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu.
Pada keesokan paginya Firman terbangun dengan mata yang masih buram. Ia melihat ponselnya dan mendapati satu pesan dari tunangannya. Pesan itu bertuliskan kata-kata "Sampai jumpa, Sayang. Selamanya". Firman pun jadi kesal karena ia menganggap tunangannya begitu kekanak-kanakan karena tak ia ajak berangkat bersama.
Sampai saat ada sebuah berita yang mengejutkan dari salah satu TV Singapura yang mengabarkan bahwa pesawat yang membawa tunangannya tersebut menghilang.
Hati Firman pun serasa hilang. Dari curahan hatinya yang tersebar dalam akun jejaring Path, Firman begitu menyesal dan ia pun berharap bisa mengulang waktu. Andai saja ia berangkat bersama dengan tunangannya, andai ia bisa duduk bersama menikmati kematian yang Tuhan tentukan setidaknya ia tidak akan hidup dengan penuh penyesalan.
Hati Firman pun serasa hilang. Dari curahan hatinya yang tersebar dalam akun jejaring Path, Firman begitu menyesal dan ia pun berharap bisa mengulang waktu. Andai saja ia berangkat bersama dengan tunangannya, andai ia bisa duduk bersama menikmati kematian yang Tuhan tentukan setidaknya ia tidak akan hidup dengan penuh penyesalan.
Dari peristiwa ini ia belajar banyak hal. Akan ada seseorang yang harus direlakan untuk sesuatu atau sesuatu yang harus direlakan untuk seseorang.
Hidup merupakan pilihan dan keputusan sekecil apapun akan bisa mempengaruhi semuanya. Life goes on Firman, keep b!
(vem/ivy)
(vem/ivy)