Komnas HAM: Penembakan Paniai Memiliki Unsur Kesengajaan

Tujuh warga sipil di Kabupaten Paniai, Papua, dilaporkan tewas ditembak aparat hari Senin ini (8/12).
Peristiwa penembakan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIT ketika warga mendatangi Polres Paniai untuk
meminta pertanggungjawaban atas pemukulan yang dilakukan anggota Brimob terhadap anak-anak yang
sedang memprsiapkan perayaan Natal di depan Gedung DPRD Paniai, Minggu malam (7/12).
"Tadi pagi memang informasi mengatakan lima orang tewas. Tetapi kini jumlah korban tewas sudah
bertambah, menjadi tujuh orang, sementara lima dalam keadaan kritis dan beberapa lainnya dalam keadaan
luka-luka serius," ujar anggota Komnas HAM Natalius Pigai ketika dihubungi redaksi beberapa saat lalu (Senin malam, 8/12).
Pigai mengecam penembakan itu, dan mengatakan dari informasi yang merekada ada indikasi kuat tindakan
penembakan itu telah direncanakan. "Ini pelanggaran HAM berat," kata dia lagi.
Sebelumnya dalam pembicaraan via telepon, Ketua Dewan Adat Paniai, Jhon NR Gobay, mengatakan empat orang tewas di tempat dalam peristiwa itu. Mereka adalah 
Habakuk Degei, Neles
Gobay, Bertus Gobay (mahasiswa STIE
Karel Gobay), dan Apinus Gobay.
Sementara seorang lagi, Saday Yeimo, tewas sekitar lima jam kemudian saat
mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Madi, Enarotali, Paniai.
Menurut Jhon NR Gobay, peristiwa ini adalah kado paling memilukan dari pemerintahan Joko Widodo untuk rakyat Papua. John Gobay meminta Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih memeriksa Komandan Timsus 753 Enarotali, Kapolres Paniai dan memproses setiap anggota Polri dan TNI yang terlibat dalam penyerangan.
Siang tadi John Gobay juga menggelar jumpa pers di Kantor Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP).
"Kami meragukan komitmen Jokowi untuk menyelesaikan persoalan Papua,"
ujar John Gobay mengulangi pernyataannya siang tadi. [dem]

Sumber : m.rmol.co

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »