Jakarta  22 Feb 2013.
Sesuai dengan yang dilansir media detikcom SBY bersama Menkopolhukam, Panglima TNI dan Jendral  Polisi akan  melakukan pertemuan untuk membahas rencara operasi militer,  menyikapi  penembakan 8 TNI. Dalam Operasi Militer seperti sebelumnya akan terjadi  banyak pelanggaran HAM, maka seluruh org Papua diharapkan untuk waspada.   
Sejak awal pemerintah Indonesia tak mempunyai komitmen dan itikad  politik yang baik. Komitmen politik dalam hal ini, bukan mengenai UANG  tetapi keadilan misalkan adanya Pengadilan HAM yang sesuai dengan  rekomendasi Otonomi Khusus Papua. Ada pun seharusnya beberapa hal yang  sudah dilakukakan oleh pemerintah, tetapi hingga kini masih  terbelangkai. 
- Pembahasan pelurusan sejarah Papua.
- Memberhentikan perusahaan asing terus didatangkan untuk mengurasi isi bumi.
- Membuka ruang demokrasi; Tak lagi melarang rakyat sipil melakukan aksi demontrasi damai, sekalipun itu tuntutan politik.
- Tak lagi menstigma suatu kelompok atau organisasi rakyat yang damai sebagai separatis.
- Membebaskan tahanan politik Papua tanpa syarat.
- Memberhentikan Pemekaran yang terus menjamu.
- Membangun Papua yang adil dan sesuai dengan budaya Papua. (Bukan jawa makan nasi jadi Papua juga Nasi).
- Tanpa intimidasi!
- Tanpa kasus-kasus HAM terbelangkai!
- Rekonsiliasi korban pelanggaran HAM?
Maka jika ada yang menyalahkan atas penembakan TNI di Papua adalah hal  yang bodoh dan tak masuk akal. TNI yang mati kemarin adalah aparat  (alat) negara, dan representatif dari kekuasaan. Maka yang patut  dipersalahkan adalah Pemerintah Indonesia. 
Sumber :  www.paschall-ab.blogspot.com
 
