Yogyakarta-Puluhan masa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Se-jawa-Bali, melakukan aksi Bisu (Aksi Tutup mulut) menggugat Trikora 19 desember 1961.
Dalam aksinya spanduk besar tertulis “19 Desember 1961, Awal Penjajahan Indonesia atas Negara Papua Barat”. Masa aksi memegang empat poster Bintang kejora dan tujuh poster tuntutan aksi dalam keadaan hujan besar. Tuntutan Utama aksi tutup mulut yakni; pertama "PBB dan Indonesia Harus Mengakui Kedaulatan Negara West Papua, Kedua, PBB untuk menggugat pendudukan Indonesia di tanah Papua, ketiga, Penguasa Indonesia untuk menarik Militer (Tni-Polri) dari Seluruh Tanah Papua, keempat, Militer (Tni-Polri) Indonesia untuk menghentikan aksi brutal berupa penangkapan dan pembunuhan kepada aktivis dan seluru rakyat Papua, kelima, Inggris Amerika dan Australia segera hentikan kerja sama militer dengan Indonesia dalam bentuk apapun, “Press Release aksi bisu.
Aksi dari awal hingga selesai di guyur hujan deras , dalam keadaan hujan yang cukup berat, tetapi semangat dari massa aksi tetap ada, maka aksi berjalan dengan baik dan aman, Rabu (19/12/2012) pukul 10:30 Wib. “Aksi tutup mulut AMP kali ini, kordinator lapangan (korlap) Agus D, menyatakan kita tutup mulut (Aksi bisu) awal sampai jumpa pers disampaikan oleh Juru bicara (jubir) Rinto K, kepada wartawan yang meliput kegiatan aksi. Diisi dengan Puisi Tangisan
Papua oleh perwakilan perempuan Papua, Dilanjutkan dengan Pembacaan pernyataan sikap, “tutur Agus sebelum aksi di mulai. Kemudian mulai kumpul di asrama mahasiswa Papua “Kamasan I” Jogjakarta. Masa aksi berjalan kaki dari Asrama Papua; longmarch sampai depan Perempatan Kantor Pos pusat Malioboro Yogyakarta, selama aksi, massa aksi tutup mulut dengan kain hitam tanpa bersuara kemudian ikat kepala dengan Kain putih tulisan “ Free West Papua” Depan kantor Pos Pusat Kordinator umum Paul Hegemur membacakan "Pernyataan Sikap" aksi Tutup mulut, 19 Desember 1961, Soekarno mengumandangkan TRIKORA di Alun-Alun Utara Yogyakarta dengan tujuan untuk mengagalkan pembentukan negara Papua Barat yang telah dideklarasikan pada 1 Desember 1961. TRIKORA merupakan awal dilakukannya penjajahan Indonesia atas negara Papua Barat. Realisasi dari isi Trikora ini, maka Soekarno sebagai Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (Sekarang Papua) mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1962 yang memerintahkan kepada Panglima Komando Mandala, Mayor Jendral Soeharto untuk melakukan operasi militer ke wilayah Papua Barat untuk merebut wilayah itu dari tangan Belanda. Akhirnya dilakukan beberapa gelombang Operasi Militer di Papua Barat dengan satuan militer yang diturunkan untuk operasi lewat udara dalam fase infiltrasi seperti Operasi Banten Kedaton, Operasi Garuda, Operasi Serigala, Operasi Kancil, Operasi Naga, Operasi Rajawali, Operasi Lumbung, Operasi Jatayu. Operasi lewat laut adalah Operasi Show of Rorce, Operasi Cakra, dan Operasi Lumba-lumba. Sedangkan pada fase eksploitasi dilakukan Operasi Jayawijaya dan Operasi Khusus (Opsus). Melalui operasi ini wilayah Papua Barat diduduki, dan dicurigai banyak orang Papua yang telah dibantai pada waktu itu. Hingga kini, Militer (TNI-Polri) merupakan alat negara Indonesia yang paling ampuh untuk menghalau gejolak perlawanan Rakyat Papua yang menghendaki kemerdekaan sepenuhnya dari Indonesia. Berbagai kasus pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) Rakyat Papua terjadi akibat kebrutalan Militer Indonesia. Selanjutnya masa aksi tutup dengan doa oleh Noak G, kemudian berjalan kaki pulang keasrama Papua dengan tanpa suara dalam keadaan hujan. (un/Andy)
Share this