REVOLUSI & KESADARAN BERBANGSA

PERPECAHAN SUATU GERAKAN REVOLUSI DISEBABKAN PERSAINGAN TRASEHAT & RENDAHNYA PENGETAHUAN KESADARAN BERBANGSA
Oleh: WPapuani
Perasaan Iri, dengki, marah, dan emosional merupakan dinamika sospol berevolusi yang dimana bila situasi tersebut ditempatkan pada posisi yg wajar, akan memberikan dampak positif dan kemajuan suatu gerakan, namun bila sebaliknya seorang revolusioner membentuknya menjadi PEMICU PERPECAHAN, maka cita2 luhur bersama akan terhambatan. Beberapa hal dikemukakan diatas, dapat dipicu oleh perbedaan pendapat & wawasan setiap revolusi. Para revolusioner yang merupakan motivator dan securiti suatu gerakan, akan berbenturan bilamana prinsip2 revolusi itu ditepis&tidak dipahami secara baik karena berujung pada perpecahan pasukan yg mampu menghambat perjuangan.
Contoh kasus dalam perjuangan orang/organ2 rakyat Papua Barat yang bila diamati secara baik, merupakan suatu perjuangan konseptualitas. Bagaimana seorang revolusioner mempertahankan konsep dengan menggandeng setiap massanya. Hal ini cenderung membuka jurang perbedaan didalam berevolusi.
PB yg berada di Exile maupun didalam negeri, budaya duduk carita sesama memberikan pengaruh yg negativ dan disitulah keretakan perjuangan persatuan terjadi. Perjuangan PB tidak hanya berhadapan dengan lawan yang selalu melakukan inviltrasi diberbagai lini gerakan, namun sesama perjuang saling berlawanan arah, merupakan reaksi daripada efek perpecahan PB utk merdeka.
Suatu konsep perjuangan yg baku, haruslah melalui suatu proses yang baik pula.

Rekonsiliasi bangsa PB ditanah air, telah memasuki klimaksnya pada KRP3 Oktober 2011. Konsolidasi Nasional terbuka bangsa PB selama perjuangan pembebasan dikumandangkan, jarang dilaksanakan. Perbedaan pendapat, wawasan dan Konsep oleh para tokoh revolusioner PB didalam maupun diluar negeri, mengakibatkan perjuangan berjalan lambat!
Emosional dan Motivasi suatu Revolusi baik bagi Perjuangan Rakyat, khususnya Pembebasan PB, namun bila dibarengi dgn iri dan dengki dan marah satu org/ lembaga satu sama lainnya, maka akan berdampak pada rakyat PB.
Sehingga perubahan paradigma dan pola perjuangan pembebasan harus kita mulai dari diri masing-masing, sebab dengan PERSATUAN, idealisme PB akan bertumbuh dan kokoh. Penguatan basis rakyat PB dengan sejumlah rangkaian metode yang disesuaikan kehidupannya dan bercorong pada persatuan dan itikad baik, akan memotivasi rakyat utk suatu mobilisasi nasional.
Angin Persatuan merupakan tanggung jawab revolusioner PB. Para diplomat PB diluar harus rapatkan barisan, rakyat PB didalam negeri berbesar harapan utk persoalannya dapat dilanjutkan oleh  sekalian PB diExile. Janganlah membentuk opini rakyat yg selalu hidup dalam saling membenci satu dengan lainnya.  Sudah waktunya para revolusioner Papua saling berbagi tanpa mengenal perbedaan.
Papua Merdeka membutuhkan pemimpin yang jelas.

Konsolidasi ke konsolidasi telah dilakukan berulang kali dalam sekian decade sejarah perjuangan bangsa PB. Namun utk mempersatukan seluruh basis perjuangan, berkacalah pada perjuangan bangsa2 lain. Indonesia utk memcapai Kemerdekaannya memiliki soekarno hatta, east timor punya Xanana Gusmau, Af-sel pung Mandela. Tokoh2 ini merupakan simbol pemersatu bangsanya dan tidak sampai disitu, setelah merdekapun, negara harus mempunyai pemimpin.
Jangan karena perbedaan pendapat yang berakibat pada iri hati, dengki dan marah satu sama lainnya menjadikan perjuangan PB tercerai berai. PB harus saling mengoreksi dan menjadikan setiap masukan menjadi kekayaan perjuangan bangsa. Ada yg dikhususkan menangani masala politik, ada juga yg khusus menangani masalah hukum, sosial, ekonomi dan budaya bangsa PB, harus dipadukan. Sebab suatu bangsa dapat merdeka bila penanganan seluruh lini dilakukan dan bibagi tugaskan secara efektif. Saling memberikan masukan, kontinyutas koordinasi utk agenda2 strategis maupun taktis dijadikan kekuatan perlawanan rakyat, baik dibasis rakyat, diplomasi maupun digerilya dan intelijen di rimbaraya. Sebab setiap bentuk dan taktik perjuangan PB merupakan aset/Investasi ataupun Kekayaan Revolusi bersama menuju tujuan mulia bangsa&rakyat PB Merdeka.
Perbedaan pendapan hanya akan memperhambat proses perjuangan rakyat. Merdeka harga mati, menjadi semboyan setiap org/ organisasi PB Merdeka. Sehingga realisasi cita2 tersebut harus dimulai dengan:

Bila 6 poin tersebut ada disadari penuh oleh masing2 insan, para tokoh perjuangan PB, maka proses perjuangan rakyat akan berjalan baik, mulus dan berakhir dengan gilang-gemilang!
KNPB, WPNCL/WPNA merupakan organisasi cipayung revolusi diplomasi damai, harusnya tunduk kepada hasil KRP3. Sebab rasionalisasi suatu keputusan tertinggi ada ditangan rakyat. PB yang berbasis pada Adat, Agama, Perempuan, Pemuda-mahasiswa, LSM dan telah membentuk suatu konsep bersama persatuan didalam even tersebut. Jangan kita jadikan suatu agenda revolusi menjadi cobaan bagi persatuan rakyat semesta. Keputusan tertinggi ada ditangan rakyat. KRP3pun dilaksanakan oleh rakyat dan untuk Rakyat PB secara terbuka, demokrasi dan bermartabat. Rakyat yang telah mengadopsi setiap agenda organ/ institusi! Sehingga PB harus betul2 menyadari bahwa seluruh agenda rakyat yg di suarakan masing2 org/ elemen diatas, menjadi rekomendasi bersama didalam KRP3. Referendum, Dekolonisasi maupun Perundingan merupakan tahapan ataupun suatu proses yg tidak terpisahkan dari keseluruhan agenda revolusi bangsa. Setiap Komponen bangsa memiliki andil yang sama dalam perjuangan PB menuju Kemerdekaannya.
Daya tawar PB dalam revolusi dimulai dengan radikalisasi gerakan yang akan berakhir dengan Persatuan yang Manis.
PB merupakan suatu suku bangsa di Melanesia yg memiliki keaneka ragaman budaya dan adat istiadat. Yang dimana Identitas bangsa PB dapat ditemukan dalam:
1.       Lingkungan(tempat/wilayah) dimana dia hidup
2.       Yang berdiam didalam wilayah itu adalah sekelompok manusia2 yang kemudian dikenal Rakyat PB
3.       Untuk menghidupi manusia PB, Tanah ,Air, Hutan, Laut merupakan sumber2 penghidupannya.
Identitas tersebut yang membedakan Indonesia, Papua New Guinea, dll dengan PB. Sehingga daya tawar Perjuangan Revolusi dengan bertolak pada identitas bangsa yang mampu menerobos tembok2 penjajah menuju suatu pengakuan masyarakat dunia.
seorang tokoh revolusioner PB harus mampu membebaskan diri dari rasa iri, benci dan dengki; Saling Mengakui, Menerima, Mendukung, Menjaga, Terbuka satu sama lainnya, Mendorong kerja2 bersama utk mencapai tujuan MULIA, Papua Barat Merdeka!!
A Luta Continua
Papuani/ Adm
Sumber :Warta Papua

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »