PAPUA, KEMARIN DAN HARI INI !!!!!

Beberapa waktu lalu, tepat pada tanggal 1 juli 2018 kawan-kawan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Surabaya dan Komite Kota Malang melakukan diskusi bersama dalam rangka memperingati 47 tahun Proklamasi Negara Papua Barat, sementara sedang diskusi, mereka didatangi pihak kepolisian dan Ormas reaksioner  yang langsung datang dan membubarkan secara paksa diskusi tersebut. Bahkan di Malang, ada beberapa kawan-kawan yang mendapat pukulan dan berbagai barang elektroniknya dengan paksa di sita oleh aparat kepolisian,berikut data lengkapnya:

A. Data korban kekerasan oleh Intel,Preman TNI, Polisi dan Ormas reaksioner: Yohanes Giay: Diludahi dan dipukul menggunakan galon dikepala, ditarik dan dipukul beberapa kali dimuka; Timenius Gwijangge: Sembari diusir keluar dari kontrakan, kena pukul beberapa kali yang mengakibatkan kepalanya pecah dan berdarah akibat kena pukulan dengan memakai benda tumpul (besi); Maikel Takimai: Dipukul dimata kiri; Yustus Yekusamon: Dipukul beberapa kali dan kaki luka kena batu, bengkak dan keram; Ferry Takimai: Sempat diseret dan dipukul 2 kali menggunakan dikepala, namun kepalanya aman karena dia mengenakan helm; Musa Pekei: Dipukul dikepala 2 kali menggunakan benda tumpul (besi); Felle Ima: Sempat diseret dan dipukul dikepala dan badan.

B.  Data barang yang disita: barang- barang milik penghuni kontrakan dan mahasiswa Papua (barang-barang elektronik,alat dapur, alat tidur dll). Laptop 8 buah, motor 17 buah, tv 1 buah, speaker 1 pasang, 4 buah HP, semua disita di rumah ketua RT.

Tindakan represif ini terjadi berulang lagi pada saat tanggal 6 Juli 2018, dalam rangka memperingati 20 tahun tragedi Biak berdarah,kegiatan yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Surabaya dan Malang kembali dipaksa dibubarkan oleh polisi dan Ormas-ormas reaksioner yang juga mengeluarkan bahasa rasis terhadap mahasiswa Papua.
Suasana pengepungan asrama Papua Kamasan 1 Yogyakart - 15 juli 2016  dok arsip AMP

Hal ini mengingatkan kita juga terhadap pengepungan Asrama Papua Kamasan I, Yogyakarta pada tanggal 15-16 Juli 2016 lalu dimana mahasiswa Papua sekitar 150an orang bersama dengan beberapa kawan prodem Indonesia yang mau melakukan aksi dikepung di dalam Asrama, seperti binatang oleh polisi dan ormas dari jam 08.00 – 23.30 malam tanpa makan dan minum. Tak kalah juga kata-kata rasial dikeluarkan oleh ormas dan aparat kepolisian di depan Asrama ( dasar monyet, aassuu, celeng,orang hutan) berulang kali dilontarkan.

Akibat dari pengepungan ini banyak diantara mahasiswa Papua yang motornya ditahan dan belum dikembalikan sampai sekarang dan terjadi pemukulan terhadap Obby Kogoya oleh pihak kepolisian namun kasusnya berbalik, Obby Kogoya yang dikriminalisasi oleh pihak kepolisian. Hal ini juga menyebabkan trauma yang parah bagi seluruh mahasiswa di Jogja.

Sementara negara Indonesia dan Amerika sedang sibuk membicarakan pembagian saham 51% PT.Freeport situasi di Nduga masih memanas karena terjadi peristiwa baku tembak antara TPN/OPM dan TNI/Polri sehingga memuncak pada tanggal 11 Juli 2018, 2 helikopter milik TNI melakukan operasi militer di wilayah Nduga namun dengan dalil untuk pengamanan Pilkada. Bahkan media-media besar nasional tidak memberitakan terkait kasus di Nduga yang terkesan seperti angin lalu bagi negara Indonesia. Inilah bukti nyata bahwa indonesia hanya mementingkan kekayaan alam Papua tanpa peduli sedikitpun dengan permasalahan yang terjadi di Papua.

Updatean Kasus-kasus yang terjadi diatas dan masih banyak permasalahan-permasalahan di Papua yang sangat nyata sekali kita lihat membuktikan bahwa kolonialisasi itu benar-benar terjadi secara terstruktur (soft) sampai kita sendiripun menikmati penindasan tetapi sampai sekarang,  Indonesia tidak akan berhasil mengIndoesianisasikan Papua, tak dapat dielakan masih sangat banyak kasus-kasus pelanggaran HAM berat di  yang juga belum diselesaikan sejak 1 Desember 1961 Deklarasi Negara Papua Barat selang (18 hari kemudian) Indonesia mengkolonisasi Papua pada 19 Desember 1961 melalui perintah TRIKORA, indonesia melakukan puluhan operasi militer di Seluruh wilayah Papua, terjadi pembantaian massal yang sangat biadap dan tidak manusiawi, terjadi pembunuhan, penyiksaan, pemotongan dan pembakaran anggota-anggota tubuh. para perempuan ditelanjangi ditengah-tengah perkampungan kemudian diperkosa secara beramai-ramai oleh militer Indonesia sehabis itu besi dipanaskan dan dimasukkan dari dubur atau kemaluan korban ditusuk hingga menembus kepala, hal ini tak hanya merupaka kejahatan kemanusian yang brutal tetapi juga pelecehan secara politik terhadap bangsa Papua.

“ Semua kelakuan biadap Indonesia ini dilakukan untuk membendung, membungkam, memenjarakan dan mematikan ideologi Politik semua orang Papua sebagai bangsa yang sudah merdeka”
Sudah sangat jelas sekali terlihat bahwa didalam Negara Indonesia, kami sebagai orang Papua tidak akan pernah mendapatkan keadilan dan juga hak demokrasi untuk dapat menyampaikan segala aspirasi kita serta juga hak hidup kita sebagai manusia, rasial juga selalu saja dirasakan oleh kami orang Papua dan kami selalu distigma dengan hal-hal negatif seperti: pengacau, suka buat onar, orang yang bodoh dll. Hal-hal ini merupakan sistem kolonialisasi secara militer maupun terstruktur secara soft demi memuluskan kepentingan kapitalis, imprealis untuk merampas semua kekayaan bangsa Papua yang juga akan berbarengan dengan pembunuhan dan pemusnahan (genosida) orang Papua itu sendiri.

Ingat!!!!
Bahwa setiap persoalan yang ada diseluruh Papua tidak terlepas dari sistem kolonialisasi yang dibangun demi kepentingan kapitas dan imprealis yang bertujuan untuk mematikan ideologi politik bangsa Papua untuk MERDEKA!!!

Tak ada alasan untuk diam kawan, semakin kitong diam semakin kitong ditindas, semakin kitong malas tau, mereka akan semena-mena dengan kitong. Yang kitong perlukan adalah persatuan yang kokoh antara kitong sendiri untuk terus maju tanpa rasa takut untuk terus berbicara bahwa Papua sedang tidak baik-baik saja, kemarin, hari ini dan besok, kalo kitong masih gabung dengan  NKRI.

West Papua: Persatuan tanpa batas, Perjuangan sampai menang!!!!!


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »