Freeport dan Saham 51,2 %. Antara Skandal dan Maskawin

Freeport dan Saham 51,2 %.
Antara Skandal dan Maskawin

Oleh : Phil Karel Erari

Studi Akademis saya tentang Tanah Amungme yang dalamnya tersimpan Emas dengan kadar tertinggi, dibandungkan dengan Tambang Emas di Afrika Selatan, merupakan taruhan dalam seluruh proses pertikaian Belanda Indonesia, tentang status Politik Papua.

Buku Greg Poulgrain ; Incubus of Intervention, yang menguraikan tentang pertarungan diatas, berujung pada Assasinasi Sekjen PBB pertama Dag Hamarskjold, yang melibatkan Direktur CIA, Allen Dulles, merupakan harga yang harus dibayar PBB, demi kepemilikan Gunung Emas Erstberg dan Grassberg.
Terdapat dua aspek besar, yang patut diketahui baik oleh orang Papua dan bangsa Indonesia. Pertama, Tambang Emas yang dikelola PTFI, April 1967, secara Hukum adalah pertambangan yang Ilegal dari aspek Hukum, karena Kontrak kerja yang dtandatangani oleh AS dan Indonesia, terjadi, 2 tahun sebelum Papua, secara resmi menjadi Provinsi Indonesia. Inilah yang sebutkan sebagai Skandal Hukum yang sangat memalukan. Maka sebagai dampaknya, maka pelaksanaan Pepera untuk menentukan status Papua sesuai New Agreement Agustus 1961, direkayasa secara hukum dan Politik , demi kepentingan Indonesia. Prof PJ Drooglever menyebutnya sebgaai "a shame". hal yang memalukan. Sekali lagi inilah Skandal yang ditanggung oleh orang Amungme khususnya dan orang Papua Umumnya.

Kedua, Dari Perspektif Ekologis, mekanisme dan model pertambangan yang dilakukan adalah model Pertambangan yang destruktif dan primitif,telah menyumbang Emisi Gas Rumah Kaca tertinggi. Perubahan anatomi 2 sungai Minarjeri dan Ajkwa menjadi sungai yang mati tanpa microbiologi, adalah pelanggaran Hukum Lingkungan Hidup oleh PTFI.

PTFI, sesungguhnya adalah Maskawin (bride prise) yang dibayar Indonesia, untuk memiliki Tanah Papua.

Nah, kini setelah USA memegang saham terbesar PTFI sejak 1967 hingga 2018, yang kini beralih ke Indonesia, menjadi 51,2 %, apakah penguasaan saham terebesar itu akan otomatis merobah dua aspek terkait diatas?

I don't think so.

Rakyat Indonesia pantas bangga kepada prestasi Jokowi dan Sri Mulyani. Namun, saya termasuk mungkin sedikit orang Papua yang pesimis, apakah dengan penguasaan Saham teresar itu, akan terjadi perobahan atas hak hidup dan martabat orang Papua yang dinista sejak 1962 hingga hari ini dengan berbagai bentuk pelanggaran HAM.

Mudah2an pesan dibalik Status FB hari ini, akan diketahui Jokowi.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »