Deklarasi Saralana Vanuatu Untuk Papua Barat
West Papua Leader’s Sumit Reconciliation & Unification atau Pertemuan Pemimpin Papua Barat Untuk Rekonsiliasi dan Uunifikasi yang berlangsung selama sepekan di Vanuatu, 30 November – 4 Desember 2014 kemarin berhasil menghasilkan beberapa keputusan bagi kelanjutan perjuangan dan pergerakan kelompok di Papua Barat yang menginginkan Provinsi Papua dan Papua Barat lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah satu keputusan penting adalah bersatunya beberapa organisasi perjuangan pembebasan Papua Barat yang selama ini eksis di Tanah Papua dalam sebuah wadah baru yang bernama United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) atau Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat.
Seperti dilansir oleh website resmi Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB) kemarin, setelah melalui perdebatan yang panjang, dimana masing-masing faksi mempertahankan argumen dalam sidang yang berjalan selama 6 hari tersebut.
Sekalipun begitu, sidang telah berhasil. Dan semua pemimpin Papua Barat dari masing-masing Faksi mengambil langkah ini, karena hal ini yang terbaik untuk menyelamatkan agenda perjuangan Bangsa Papua Barat.
Karena Pemerintah Vanuatu dan rakyat (Ni-Vanuatu) sejak tahun 1980-an sampai kini tetap memberikan dukungan penuh bagi bangsa Papua Melanesia, dimana mereka mempertaruhkan harga diri bangsa dan rakyat (Ni-Vanuatu) bagi saudara-saudari mereka di Papua Barat.
Dalam situs Komnas TPN/PB dijelaskan bahwa hal ini perlu dipahami baik oleh semua orang Papua Barat, karena apabila pemimpin Papua Barat tidak bersatu dalam Konferensi Reunifikasi kemarin maka Pemerintah dan rakyat Vanuatu bisa memberikan keraguan terhadap orang Papua.
Itu sebabnya, apapun keputusan yang telah disepakati oleh semua pemimpin Papua Barat dari berbagai faksi harus di terima dan dapat dilaksanakannya. Dan keputusan ini adalah campur tangan Tuhan, untuk menjelamatkan Bangsa Papua dari tangan penjajah Indonesia.
Konferensi tingkat tinggi Bangsa Papua ini, memilih 5 pemimpin secara demokratis, kemudian melakukan pemilihan Sekjen dan Juru Bicara yang bertujuan untuk selalu menjaga keterbukaan di antara pemimpin Papua Barat.
Lewat forum tertinggi ini terpilih Octovianus Motte sebagai Sekjen dan Benny Wenda Juru Bicara (Jubir), dan juga 3 anggota yaitu Rex Rumakik, Jacob Rumbiak dan Ny. Leoni Tanggama.
United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) atau Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat ini bertujuan untuk melakukan diplomasi di tingkat internasional, termasuk akan menyusun verifikasi aplikasi keanggotaan MSG bagi Papua Barat dan juga termasuk tujuan jangka panjang ke Pasific Island Forum dan De-Colonisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah mendirikan Badan Nasional ini, pertemuan kemarin juga menghasilkan Deklarasi Saralana atau Saralana Declaration on West Papua yang ditanda tangani oleh tiga kelompok perjuangan Papua, yaitu WPNCL (Tuan Rex Rumakiek), NRFPB (Tuan Edison Waromi) dan PNWP (Tuan Buchtar Tabuni) dengan saksi dari Dewan Adat Ni-Vanuatuma dan juga dari Pasific Conference of Churches juga tokoh pendiri Kantor OPM di Vanuatu yaitu mantan Perdana Menteri Bapak Barack Sope yang disaksikan langsung oleh Pemerintah Vanuatu (PM Joe Natuma dan Semua MP) serta oleh rakyat Vanuatu.
Deklarasi Saralana disertai dengan upacara adat yang dipimpin oleh Presiden Dewan Adat Vanuatu, dimana tiga kelompok perjuangan Papua Barat telah dapat disatukan oleh saudara-saudari Melanesia dari Ni-Vanuatuma di Port Vila Vanuatu sejak 6 Desember 2014, pukul 15:30.
Dalam deklarasi ini, PM Vanuatu, Joe Natuma dalam sambutannya menyatakan bahwa pemerintah dan rakyat Ni-Vanuatu berdiri bersama saudara/i Melanesia di Papua Barat.
PM Joe juga menyatakan bahwa apabila Indonesia masih mengancam Pemerintah Vanuatu, maka Pemerintah Vanuatu akan putuskan perjanjian penandatangan dengan Indonesia.
Bukti dukungan riil dari Vanuatu adalah hadirnya mantan PM Vanuatu (Moana Kalosil Carcasses) yang telah menghadiri konferensi kemarin dan mengajak Delegasi untuk jamuan makan malam di rumahnya.
Moana juga telah berjanji dihadapan delegasi Papua Barat bahwa pihaknya akan berburu (kampanye) ke tingkat internasional, dan saya (Moana) senantiasa bersama Orang Papua. Hal ini menunjukkan, bahwa pemerintah dan rakyat (Ni-Vanuatu) sangat menunjung tinggi nilai demokrasi.
Sementara itu hingga usainya Pertemuan Vanuatu kemarin, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI belum memberikan pernyataan resmi, bagaimanapun dengan menyaturnya beberapa faksi perjuangan pembebasan Papua, maka jelas hal itu menjadi satu kekuatan dan ancaman serius bagi pemerintah.
(C/AMR/R1/LO1)
Sumber : SuluhPapua