JABATAN ADAT VERSUS JABATAN MILITER INDONESIA

 Kasad Dinobatkan Jadi Panglima Perang di Pegunungan Papua

Wamena, Jubi – Dalam lawatan Kepala Staf Angkatan Darat ke Wamena, guna menggelar natal bersama masyarakat di Jayawijaya, Jenderal TNI Gatot Nurmatyo juga dinobatkan sebagai panglima perang oleh para kepala suku di Jayawijaya.

Penobatan itu dilakukan usai menggelar Natal bersama para kepala suku, tokoh masyarakat, tokoh adat, pejuang Pepera di Gedung Ukhumiarek Asso Wamena, Kamis (25/12).
Selain menobatkan Kasad sebagai panglima perang, masyarakat juga menyerahkan seluruh alat perang mereka seperti panah dan tombak, agar tidak ada lagi perang yang terjadi di kalangan masyarakat dan menyerahkan sepenuhnya kepada Kasad.
“Karena saya dikukuhkan sebagai panglima perang, maka atribut perang saya ambil, diganti dengan cangkul, alat-alat pertanian lainya dan masyarakat bekerja semuanya untuk bangun pegunungan tengah ini,” kata Kasad kepada wartawan.
Salah satu tokoh adat di Jayawijaya, Naligi Kurisi menjelaskan, penobatan Kasad sebagai panglima perang oleh para kepala suku besar di pegunungan tengah ini nantinya semua hak-hak perang untuk Papua telah diserahkan kepada Kasad.
“Kita tidak diharapkan perang lagi. Kami hanya minta pembangunan dan kami tidak mau masyarakat melakukan aksi-aksi kekerasan,” kata Naligi Kurisi ................. 
Baca selengkapnya di : http://tabloidjubi.com



 JABATAN ADAT VERSUS JABATAN MILITER INDONESIA

Sejumlah rasa hormat intengritas bangsa telah banyak didemonstrasikan dalam berbagai bentuk upacara penghormatan dan jabatan adat yang diberikan kepada mereka Indonesia. Pemberian nilai-nilai budaya Melanesia dianugerahkan dalam bentuk simbol-simbol adat selama ini; namun apa yang orang Papua dapat dari Jakarta, sejumlah nama yang diberikan tetap mengindikasikan bahwa kekerasan militer bertindak atas nama negara Indonesia terus terjadi membunuh orang Papua diatas negerinya sendiri semakin berlanjut seperti yang baru saja terjadi di daerah Paniai.
Akankah Gatot Nurmatyo Kpala KASAD - Kepala Staf Angkatan Darat Indonesia yang diberikan jabatan nama Panglima Perang Jayawijaya sejak beberapa jam yang lalu di Wamena akan menjawab semua kekerasan militer Indonesia yang beroperasi didaerah pedalaman Papua (seluruh tanah Papua) menurun dan teratasikah presentase kekerasan anggota TNI POLRI ?
Ataukah dengan jabatan panglima perang Jayawilaya akan membantu posisi beliau melaju lebih cepat untuk membangun semua basis militer diseluruh tanah Papua ?
Kita akan ikuti bersama-sama walaupun sejumlah bukti data lapangan telah kasih tahu kitong orang Papua smua bahwa kekerasan militer Indonesia terus meningkat seperti jamur di seluruh tanah Papua dan jabatan adat itu cuma hembusan angin sehari saja karena mereka sebenarnya sudah tidak memilki hati seorang Melanesia.(HW)

Catatan Herman Wainggai
Diplomat NFRPB

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »