Tampilkan postingan dengan label FRI-WP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FRI-WP. Tampilkan semua postingan

Di Jogja Front Rakyat Indonesia dan AMP Dukung 7 Negara Pasifik Bawa Masalah Papua ke Dewan HAM PBB


Yogyakarta - "Kami Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua mendukung sepenuhnya Tujuh Negara Pasifik membawa masalah Papua ke Dewan HAM PBB"  Seru Aworo melalui pengeras suara saat memulai aksi dukungan di Bundaran Universitas Gajah Mada Yogyakarta Bersama puluhan aktivis lainnya.

Aksi ini dimulai sekira 10.30 waktu Yogyakarta. Depan kampus UGM yang sering dijadikan lokasi aksi sebuah mobil polisi terparkir. Puluhan polisi juga nampak berjaga dan mengawal aksi ini. Selain aparat kepolisian nampak juga ormas reaksioner anti aksi Papua yang hadir; paksikaton dan pemuda pancasila.

Massa kemudian bergegas melangkah tepat ditengah di bundaran disertai yel yel Papua merdeka dan juga Papua bukan merah putih. Spanduk tuntutan utama dan poster berukuran kecil diangkat.

Sebuah teatrikal ditampilkan yang menceritakan tentang suatu perlawan pemuda Papua dalam mengusir kapitalisme dan kolonialisme indonesia yang menjajah Bangsa Papua.


"Hari ini kami ingin memberikan dukungan sepenuhnya kepada rakyat indonesia yang sadar, bahwa nasionalisme kami berbeda dengan nasionalisme mereka yang sempit. Kami juga mendesak kepada pemerintah untuk segera mengusir freeport dan menyerahkan sepenuhnya kepada Bangsa Papua" Ujar seorang orator dari Sebumi yang mendukung sepenuhnya Hak bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri.


Suasana aksi sedikit terganggu saat kelompok ormas mencoba menahan satu anggota  massa aksi yang bagi-bagi selebaran tak jauh dari barisan massa; diapit kiri kanan dan sontak mendapat respon massa aksi. Polisi yang hadir hanya merapat tanpa bertindak lebih terhadap ormas reaksioner yang terus membungkam aspirasi dan ruang demokrasi.

setelah sempat memanas, aksi ini diakhiri dengan membaca sebuah pernyataan sikap yang antara lain isinya:
Front Rakyat Indonesia untuk West Papua bersama Aliansi Mahasiswa Papua menuntut dan mendesak PBB beserta Rezim Jokowi-Jk untuk segera:

1. Berikan Hak Penentuan nasib sendiri bagi Bangsa West Papua
2. Tutup Freeport dan berikan Hak penentuan nasib sendiri
3. Usut tuntas kasus pelanggaran Ham di Papua
4. Tarik militer (TNI-POLRI) organik dan non organik dari tanah West Papua
5. Usut tuntas aktor koflik sengketa Pilkada di Intan Jaya

Link : Pernyataan Sikap FRI WP dan AMP 

Anggota ormas yang tidak puas, terus mencoba memprovokasi untuk bentrok hingga ikut masuk dalam areal lingkungan kampus UGM. Teriakan seperti ini nkri, pancasila dan nkri sesekali terdengar tapi tak direspon massa. 

3 Mahasiswa Kena Pukul Saat Aksi FRI-WP, AMP dan Format Papua


Salam perjuangan...!!!

Kronologis aksi Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Jogja, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Forum Mahasiswa untuk Rakyat Papua (FORMAT PAPUA). 27 januari 2017

Sekitar 07: 15 aparat kepolisian sudah berjaga-jaga pas didepan asrama kamasan dan sepanjang jln kusuma negara. Dua mobil truk dan satu mobil weter kenon di sedia terlebih dahulu.

Massa aksi sekitar 100 lebih gabungan FRI , AMP, FORMAT Papua, Yogyakarta hari ini, tepat jumat 27 januari 2017 akan menggelar aksi menuntut kasus pemukulan, diskriminasi dan swiping masyarakat Dogiyai serta 6 aktifis yang dikenakan pasal makar.

Pada pukul 10: 05 wib massa aksi bergerak keluar dari asrama kamasan menuju rute titik nol km yang sudah di tentukan, setelah massa aksi keluar dari asrama kamasan langsung dihadang tepat didepan pintu gerbang asrama kamasan Papua oleh pihak kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, berkisar 200 pasukan.
Massa aksi di paksa agar tidak bisa keluar dari asrama kamasan papua, karna ditutup pintu gerbang asrama papua kamasan.

Sekitar pukul 10:19 kawan-kawan massa aksi di represip oleh aparat kepolisian, terjadi bentrok dan, 3 (tiga) dari kawan-kawan papua di pukul dan di angkut ke mobil truk polisi.

Nama tiga kawan papua yang pukul oleh aparat kepolisian:
1. Ansel Gobai
2. Jhon Gobai
3. Yuli Waine.

Kawan Ansel Gobai dipukuli oleh pihak aparat kepolisian hingga, pelipis mata kirinya pecah dan berdarah. Kawan yuli waine juga di pukuli oleh aparat kepolisian hingga sampai kepalanya pecah. Dan kawan jhon gobai juga mengalami hal yang sama, sampai lutut dan tulang keringnya berderah.
Sampai saat ini waktu 12:23 kawan kawan FRI-joga , AMP, FORMAT PAPUA masih terus menggelar aksi di depan gerbang asrama papua kamasan jogja.

Jumat 27 januari 2017
Yogyakarta.

Sumber: FRM








 

Polisi Menutup Ruang Demokrasi di Yogyakarta

Yogyakarta, 27 Januari 2017. Polisi di Yogyakarta kembali berulah dengan melakukan pemblokiran guna menghentikan aksi Unjuk Rasa Damai yang dilakukan oleh massa yang terdiri dari Front Rakyat Indonesia untuk West Papua, Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Mahasiswa untuk Rakyat Papua dengan tujuan memprotes tindakan sewenang dari aparat Kepolisian dalam melakukan swiping dan dugaan kekerasan terhadap beberapa aktivist Papua di kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua. 

 Polisi dengan jumlah yang sangat banyak melakukan penghadangan terhadap massa tepat didepan Asrama Kamasan Satu Yogyakarta sekitar pukul 10: 40 WIB. Kami memohon Advokasi ke semua Pihak agar segera menghentikan aksi kekerasan dan tindakan sewenang-wenang dari Aparat dalam menutup ruang Demokrasi, khususnya bagi orang Papua. Mohon #Advokasi
Berikut kami lampirkan foto-foto kejadian dari lapangan





 Sumber Photo by Tedy. W

Aksi "Tutup Mulut" FRI West Papua kota Palu - Sulawesi Tengah


 Aksi "Tutup Mulut" oleh Front Rakyat Indonesia untuk West Papua Kota Palu (FRI - WP),  26 Januari 2017.

"Kami mengutuk segala tindak kekerasan TNI dan POLRI terhadap rakyat dan bangsa Papua.
Bebaskan Aktivis Papua dari jeratan pasal Makar.
Segera TNI dan POLRI di tarik dari tanah Papua!
 

Berikan kebebasan Rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri"

Aksi "Tutup Mulut" ini sebagai kritikan terhadap negara yang Anti Demokrasi. Negara yang selalu menggunakan Aparat sebagai alat kekerasan untuk membungkam gerakan rakyat.

#FreeWestPapua

Sumber: Pembebasan Sulteng



 

Aksi FRI West Papua - Ternate


Ternate - Kamis/26 Januari 2017, Gelar aksi serentak nasional (ASN) yang di lakukan oleh FRI WEST-PAPUA Dari Ternate.

Aksi yang mengatasnamakan (FRI WP) dengan isu " Stop Kekerasan Di Dogiyai - Hentikan Jeratan Pasal Makar Terhadap 6 Aktivis Papua.

Kronologi Gerakan FRI-WEST-PAPUA Di Ternate :

Massa aksi yang melakukan gelar aksi pada kesempatan ini berjumlah 18 orang, aksi di lakukan dengan kampanye kepada massa rakyat sesuai rute aksi yang di lakukan !
Pukul 09.40 kawan-kawan sudah berada di titik kumpul (Dodukali) sambil menunggu spanduk, propaganda, dll).

Jam 09.50 intelejen kepolisian dan sebagian dari anggota menghampiri massa aksi dan memanggil kordinator lapangan (Kawan Isra) untuk memberikan kejelasan tentang gelar aksi mengatasnamakan (FRI WP).

Pukul 10.02 aksi sudah mulai di laksanakan, moderator (Kawan Mitha) yang memimpin aksi tersebut mengarahkan massa berbaris dan memegang perlengkapan aksi, aksi di mulai dari rute pertama (Dodokuali).

Jam 10.35 moderator membuka aksi dan merapikan barisan Kawan-Kawan, dan selanjutnya setelah memberikan gambaran tentang gerakan kita tersebut maka corong di berikan kepada kordinator lapangan guna menyampaikan pandangan politik. Kurang lebih sekitar 2 menit korlap memberikan pandangan politik dan selesai maka korlap mengarahkan massa aksi untuk menyanyikan lagu darah juang.

Jam 10.54 massa aksi di arahkan ke rute selanjutnya yaitu (RRI Ternate) dan kordinator meminta kepada pihak (RRI) Agar dapat mempublikasikan aksi yang di lakukan pada hari ini. Setelah sampai di RRI Moderator memberikan kesempatan kepada beberapa kawan-kawan untuk menyampaikan pandangan politiknya, dan juga di samping berorasi sekitatan massa aksi sudah ada beberapa intelejen dan beberapa media yang turut mengambil gambar massa aksi dan tuntutannya.

Pukul 11.05 massa aksi di arahkan oleh moderator ke rute selanjutnya, yaitu pasar (HIGENIS) sesampainya di rute ke 3 sudah mulai banyak intelejen yang di kerahkan oleh lembaga kemanan, mereka menekan bahwa aksi kita tak boleh bicara dalam bobotan orasinya ada kata (Merdeka) selain selft-determination, setelah aksi berlanjut massa aksi melakukan sujud permintaan maaf kepada bangsa WEST-PAPUA.

Jam 12.04 massa aksi di arahkan kepada tingkat, rute selanjutnya. Dan aksi yang di lakukan di pasar tingkat tidak berlangsung lama mengingat sudah ada penekanan dari intelejen yang mengawal, di samping itu ada sekitar 4 anggota polisi dan kurang lebih 20 anggota satpol PP Berada di rute terakhir massa aksi, korlap di berikan kesempatan dan membacakan sikap politik dan menutupi aksi yang di lakukan.

Catatan :
- Tidak represifitas secara fisik oleh TNI-POLRI.
- Melarang ada Kampanyekan soal kata merdeka kalau Selft-Determinationt mereka Masi mengiyakan.
- massa aksi 18 orang tak berkurang dan bertambah.
- Ada beberapa media yang meliput aksi yg di gelar karena media sempat di datangi HUMAS.

Sumber: Rudhy Pravda




 

Aksi Selebaran FRI-West Papua Kupang

Aksi Selebaran FRI-West Papua; Kupang. Kamis 26- 01-2017

Berikut Foto-fotonya:






 Sumber: Jhefry.kanuka

Aksi FRI-West Papua di Tidore - Maluku Utara


Dari Tidore (Maluku Utara) Juga Turut Bergerak Pada Hari Ini (Kamis/26 Januari 2017), Gelar Aksi Serentak Nasional (FRI WP).

Meski Mereka Cuman 4 Orang Tetapi Keberanian Karena Tanggung Jawab Sebagai Manusia Merdeka/Manusia Sosial Yang Ingin Bahagia.

Salam Buat Kawan-Kawan (FRI WP) Tidore !!!


Sumber: Rudhy Pravda

AMP-Semarang Mengecam Aparat yang Melakukan Kekerasan di Dogiyai


Semarang – Aksi serentak dilakukan oleh masyarakat Papua dan Indonesia di Semarang pada Kamis (26/01). Hari masih pagi ketika puluhan masyarakat di Semarang berdiri dan berorasi di bundaran patung Diponegoro Pleburan, sambil menyerukan, “hentikan kekerasan yang dilakukan aparat di Dogiyai, Papua”.
Salah satu peserta aksi, Berry Boma, menyampaikan bahwa aksi simpatik ini dilakukan sebagai protes atas pelanggaran HAM di Papua, yang mewujud dalam bentuk kekerasan yang dilakukan oleh aparat di Dogiyai, Papua. Dengan alasan melakukan sweeping untuk pengamanan Pilkada di Dogiyai, aparat justru melakukan pratik-pratik kekerasan. Masyarakat Dogiyai menjadi korban, karena ada masyarakat yang bertani atau melakukan pekerjaan dengan pisau, parang, dan sebagainya. Alat-alat perlengkapan mereka kemudian menjadi alasan aparat di Dogiyai untuk menindak masyarakat tersebut, termasuk melakukan kekerasan.
Tercatat, korban Melkias Dogomo meninggal setelah ditahan polisi. Saat korban ditahan di Mapolsek Maonemani pada tanggal 23 Desember, polisi melakukan kekerasan dengan memasukkan pangkal senjata kedalam mulut korban; sementara korban meninggal berikutnya, Otis Pekei, ditahan di Jembatan Kali Tuka. Dalam penahanan ini, korban disiksa dan keluar dari Mapolsek Maonemani dalam keadaan tak bernyawa. Terdapat pula beberapa korban luka akibat kekerasan aparat.
Tambah Berry Boma, aksi ini juga dilakukan sebagai upaya untuk memerintahkan Kepolisian membebaskan aktivis KNPB yang ditahan di Manado dengan dugaan makar. Pernyataan sikap aliansi yang tergabung dalam aksi tersebut menyerukan, bahwa kehadiran aparat ditanah Papua hanya menciptakan ketidaknyamanan bagi rakyat West Papua.
Pada aksi tersebut, aliansi yang tergabung dalam aksi “Stop Kekerasan Aparat di Dogiyai dan Hentikan Jeratan Pasal Makar terhadap 6 Aktivsi West Papua”, menyatahkan sikap;
  1. Copot Kapolsek Nabire dan Kapolsek Dogiyai;
  2. Hapuskan Pasal Makar;
  3. Tarik pasukan gabungan dari Dogiyai;
  4. Hentikan jeratan pasal makar terhadap 6 aktivis West Papua (Hiskia Meage, Emam Ukago, William Wim, Panus Hesegem, Hosea Yeimo, Ismail Alua);
  5. Tarik pasukan organik dan non-organik dari seluruh tanah Papua;
  6. Hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyta dan bangsa Papua;
  7. Menuntut Komnas HAM melakukan investigasi untuk mengungkit kekerasan dan pembunuhan di Dogiyai Papua dan Korban Pasal Makar;
  8. Buka kesempatan bagi jurnalis internasional untuk melakukan peliputan di Papua; dan
  9. Stop kekerasan terhadap rakyat dan bangsa Papua. [PYG-Samuel] (sumber: komunitaspayung.org)