Ilustrasi. Pertambangan Freeport. (Foto: Dok.satuharapan. com) |
JAYAPURA, - Semua pekerjaan dihentikan di pertambangan tembaga Freeport-McMoRan Inc di Indonesia. Pekerja merencanakan demonstrasi menentang langkah pemerintah bulan lalu yang menghentikan ekspor konsentrat tembaga untuk meningkatkan industri dalam negeri.
Hal ini diungkapkan oleh serikat pekerja perusahaan tersebut, dilansir dari kantor berita Reuters.
Penghentian berkepanjangan di tambang tembaga terbesar kedua di dunia itu akan mendukung harga tembaga nyaris ke level tertinggi dalam 21 bulan minggu ini. Namun ini juga akan mengganggu pendapatan yang sangat dibutuhkan pemerintah Indonesia dari salah satu wajib pajak terbesar tersebut.
Freeport mengatakan tambang Grasberg harus memangkas produksi 60 persen menjadi sekitar 70 juta pound per bulan jika tidak mendapatkan izin ekspor pada pertengahan bulan Februari. Ini dilakukan karena penyimpanan yang terbatas.
Tapi pemogokan di PT Smelting, satu-satunya pengolahan konsentrat domestik milik Freeport, diperkirakan berlangsung setidaknya sampai Maret, membatasi opsi produksi Freeport. Sementara itu penyimpanan Grasberg ini sekarang penuh.
"Semuanya telah berhenti sepenuhnya. Hanya aktivitas perawatan saja sekarang," kata kepala serikat pekerja Freeport Indonesia, Virgo Solossa mengatakan kepada Reuters, Kamis.
Ribuan pekerja berencana untuk menggelar demonstrasi pada hari Jumat di Timika, Papua, menuntut pemerintah membuat "keputusan yang bijaksana" mengenai situasi mereka, kata Solossa.
"Jika mereka tidak berhati-hati, ini akan berdampak (pada operasi Freeport), baik bagi pekerja sebagai penerima manfaat langsung dan masyarakat luas sebagai penerima manfaat dari keberadaan Freeport."
Solossa menambahkan tindakan lebih lanjut akan diputuskan setelah demonstrasi pada hari Jumat.
Ketika ditanya tentang penghentian itu, juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan pemogokan terjadi pada smelter dalam negeri, dan mengatakan kepada Reuters bahwa produksi Grasberg saat ini sedang "diusahakan untuk memasok PT Smelting ketika operasi mereka kembali normal."
Dia mencatat Freeport belum memiliki rencana untuk mengumumkan force majeure.
"Kami terus bekerja sama (dengan pemerintah) sehingga ekspor konsentrat kami dapat kembali normal," kata Pratama.
Penjualan tembaga Freeport dari tambang Grasberg diperkirakan mencapai 1,3 miliar pound pada tahun 2017, naik dari 1,05 miliar pound pada 2016, dengan asumsi produksi normal.
Editor : Eben E. Siadari
Sumber: SATUHARAPAN.COM
Hal ini diungkapkan oleh serikat pekerja perusahaan tersebut, dilansir dari kantor berita Reuters.
Penghentian berkepanjangan di tambang tembaga terbesar kedua di dunia itu akan mendukung harga tembaga nyaris ke level tertinggi dalam 21 bulan minggu ini. Namun ini juga akan mengganggu pendapatan yang sangat dibutuhkan pemerintah Indonesia dari salah satu wajib pajak terbesar tersebut.
Freeport mengatakan tambang Grasberg harus memangkas produksi 60 persen menjadi sekitar 70 juta pound per bulan jika tidak mendapatkan izin ekspor pada pertengahan bulan Februari. Ini dilakukan karena penyimpanan yang terbatas.
Tapi pemogokan di PT Smelting, satu-satunya pengolahan konsentrat domestik milik Freeport, diperkirakan berlangsung setidaknya sampai Maret, membatasi opsi produksi Freeport. Sementara itu penyimpanan Grasberg ini sekarang penuh.
"Semuanya telah berhenti sepenuhnya. Hanya aktivitas perawatan saja sekarang," kata kepala serikat pekerja Freeport Indonesia, Virgo Solossa mengatakan kepada Reuters, Kamis.
Ribuan pekerja berencana untuk menggelar demonstrasi pada hari Jumat di Timika, Papua, menuntut pemerintah membuat "keputusan yang bijaksana" mengenai situasi mereka, kata Solossa.
"Jika mereka tidak berhati-hati, ini akan berdampak (pada operasi Freeport), baik bagi pekerja sebagai penerima manfaat langsung dan masyarakat luas sebagai penerima manfaat dari keberadaan Freeport."
Solossa menambahkan tindakan lebih lanjut akan diputuskan setelah demonstrasi pada hari Jumat.
Ketika ditanya tentang penghentian itu, juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan pemogokan terjadi pada smelter dalam negeri, dan mengatakan kepada Reuters bahwa produksi Grasberg saat ini sedang "diusahakan untuk memasok PT Smelting ketika operasi mereka kembali normal."
Dia mencatat Freeport belum memiliki rencana untuk mengumumkan force majeure.
"Kami terus bekerja sama (dengan pemerintah) sehingga ekspor konsentrat kami dapat kembali normal," kata Pratama.
Penjualan tembaga Freeport dari tambang Grasberg diperkirakan mencapai 1,3 miliar pound pada tahun 2017, naik dari 1,05 miliar pound pada 2016, dengan asumsi produksi normal.
Editor : Eben E. Siadari
Sumber: SATUHARAPAN.COM